Senin, 14 September 2009

For You My Hero
Mengenang Almarhum Bagja Gunawan (P.6.22.286)
Oleh : Wawan Dayenk (P.6.18.287)
Kawan……

Coba kita bayangkan jika dia masih ada pada dunia kita, kita semua akan melihat dia berjalan menuju posko dengan kaki sedikit pincang seketika pulang diksar, atau kita akan melihat dia sedang duduk manis setiap pagi ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok di depan posko, ato mungkin dia sedang disidang olah Dewan Pengurus ketika dia selalu saja menghilang ketika rapat oraganisasi, atau kita akan bermain futsal bersamanya setiap malam seusai rapat, atau bahkan kamu akan merasakan belaian kasihnya ketika dia menyelimuti kita dengan sarungnya saat dia melihat kita tertidur di lantai posko dan tertiup angin malam yang dingin.
Tapi……
Itu hanya bayangan saja kawan, maya, semu, tidak nyata.
Di bawah batu nisan dan barisan kayu kapuk dia terbaring tenang, kita tak tahu, apakah dia sedang bersedih? melihat kehidupan kita yang serba kelelahan dengan berbagai kekurangan kita di sini. Atau dia sedang menangis? melihat PAMOR yang belum juga bisa membuat suatu prestasi untuk Indonesia, Atau dia tertawa? melihat kita semua yang hidup dengan berbagai tingkah laku ngocol kita, atau bahkan dia sedang bingung menjawab beberapa pertanyaan dari malaikat kubur, dan meringis kesakitan merasakan amukan malaikat itu.
We don’t know, kita tak tahu
Tetapi pastinya kita berharap dia selalu tersenyum manis melihat dan merasakan apapun bentuk kelembutan dan kehangatan yang Dia berikan untuknya di sana.
Sepenggal kata untuknya
kawan…
kau pahlawan kami
kau inspirasi kami
kami alirkan do’a untukmu
semoga kau selalu tersenyum
menikmati keindahan alam sana
BACA,
TERTAWA,
MENANG.


JANGAN PERNAH BERFIKIR BAHWA ANDA HARUS MEMBIARKAN OTAK ANDA HARUS BERISTIRAHAT, DON`T DO THAT...
OTAK ANDA BUKANLAH SEBUAH OTOT YANG KELELAHAN, OTAK ITU BAHKAN BISA BEKERJA SAAT KITA TERTIDUR LELAP, PARA JENIUS KREATIF MENYEBUTNYA MEMBIARKAN OTAK BEKERJA SECARA “ UNDERGROUND “ UNTUK MENEMUKAN JAWABAN-JAWABAN...
DAN JAWABAN ITU AKAN MUNCUL DENGAN SENDIRINYA BEGITU KITA TERBANGUN DARI TIDUR!!! SEPERTI KATA PAUL VALERY “ORANG-ORANG YANG SERIUS MEMILIKI IDE-IDE YANG SANGAT TERBATAS, ORANG-ORNAG YANG MEMILIKI BANYAK IDE TIDAK PERNAH SERIUS” MAKA JANGAN KAGET PULA BILA BANYAK PENEMUAN-PENEMUAN JENIUS BERASAL DARI “KETIDAKSERIUSAN” DAN COBA-COBA...
YANG JELAS PIKIRAN KREATIF BISA MUNCUL SECARA TIBA-TIBA DAN TAK TERDUGA...
DAN APA YANG HARUS JANGAN ANDA LAKUKAN ADALAH
“JANGAN BENGONG; KARENA DOSA TERBESAR ADALAH DUDUK BENGONG”







Sahabat
Dulu kita dapat tertawa bersama
Tak ada hal yang disembunyikan dari tatapan mata kita





Ku tau dirimu
Seperti dirimu mengenal diriku

Kita telah mengukir cerita indah tuk dikenang
Kemarin saat kenangan itu terukir
Hari ini saat kita mengulang ceritanya
Esok ketika kita tersenyum ketika mengenangnya..





Ku tak ingin melihatmu berharap lebih
Karena kau adalah SAHABAT ku
Berbagi tawa
air mata
amarah..

Hidup ini berharga kawan

Hidup ini berharga kawan
Apa yang dipikirkan kita ketika hidup, ketika di pagi hari anda bangun melihat mentari terbit , menarik udara segar dan melihat embun membasahi alam kita. sejuk, segar, dingin dan damai.
Pernahkah anda memikirkan sesuatu tentang hidup anda? Pastinya anda punya. Kawan hidup ini sangat berharga jangan lewatkan sedetik pun untuk anda melamun duduk diam dan bengong karena duduk diam dan bengong adalah dosa besar. Kawan buanglah rasa takut dan cemas bangunlah ketenangan dan kekuatan dalam diri kita. Yang terpenting, kita akan melakukan tindakan tegas sehingga dapat menjalanki hidup dengan memanfaatkan secara maksimal potensi anda, sukses dalam bidang yang kita geluti sehingga kita tidak akan ragu bahwa kita menjalani kehidupan terbaik yang mungkin terjadi.
Itu akan terlihat pada wajah anda, anda terlihat baik.rileks, segar, dan penur gairah hidup. Ayo tidak ada lagi waktu untuk disia-siakan.
Berdirilah tegak kawan
Kenali diri kita,sudahkan? pernahkah kita mengenali diri sendiri, bakat kita dan potensi kita, janganlah pernah menyangkal bahwa kita punya potensi itu. Jangan terlalu merendahkan diri anda ketahui dengan jelas.
Anda luar biasa, kalau anda berpendapat begitu tukislah catatn kecil untuk diri anda sendiri bahwa anda luar biasa, karena anda sudah mengenali diri anda.
Kesuksesan melahirkan kesuksesan, tapi hanya jika kita benar-benar mengahargai kesuksesan, kita memiliki simpanan aset berharga yang dapat anda buka kapan pun kita suka, dan dapat menghasilkan aset yang sangat berharga. Ketika kita sudah mengenali diri kita bahwa kita luar biasa maka kita harus bangga pada diri sendiri karena kita unik.
jJika anda punya kekuatan potensi yang kita miliki jangan ragu meng goal kan bakat kita. Marikita berdiri tegak karena kita mempunyai sesuatu yang berharga, dukung diri anda! Berpikirlah bahea anda beruntung. Lihat diri anda seperti apa adanya maka anda tidak akan ingin menjadi orang lain. Rayakan diri anda sendiri. Tersenyumlah. Busungkan dada. Regangkan dan kembangkan. Anda tampak hebat!

Catatan perjalanan sang petualang





Catatan perjalanan sang petualang

(Memories in fourteen peaks expedition)

“Ketika aku mendengar fourteen peaks ekspedition diatas ketinggian 300mdpl. Hatiku tergugah ingin sekali aku ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu dan melihat sejauh mana batas-batas kemampuan saya”

Setelah tau bahwa ekspedisi 14 peaks tersebut akan resmi di bentuk sayapun mengungkapkan ketertarikan saya akan ekspedisi itu, dan organisasi pamor yang mengadakan ekspedisi tersebut terbuka bagi siapa saja anggota pamor yang siap dalam ekspedisi 14 peaks ini.

Dengan beberapa pertimbangan sayapun mengisi angket yang telah di siapkan oleh borganisasi pamor tersebut diantraranya kesiapan menjadi tim yaitu tim management dan menjadi tim atlet, dan disana aku mengisi untuk menjadi tim atlet dengan konsekwensi yang sudah tertera di angket tersebut.

Setelah saya tau betul tentang ekspedisi 14 peaks ntersebut sayapun mampersiapkan diri untuk itu, dan batasan untuk atlet adalah 7 orang pendaki dan tim management belum di tentukan Karna adanya suatu penseleksian dan sebelunnya juga saya sudah mengikuti tes VO2max.

Kekutan yang mendorong saya untuk ikut ekspedisi 14 peaks tersebut dikarenakan saya ingin mendapatkan sesuatu yang berharga dalam hidup dengan cara berkiprah aktif di pamor dan salah satunya mengikuti ekspedisi 14 peaks ini yang sebelumnya sudah di agendakan organisasi. Selang waktu bergulir sayapun melakukan berbagain persiapan diantaranya melakukan persiapan fisik kurang lebih 4 bulan. Sebelum akhirnya ke pendakian.

Singkat cerita semuanya sudah kami lakukan mulai dari pembentukan tim ekspedisi dan mencari seponsor-seponsor yang siap berpartisipasi dalam kegiatan ekspedisi ini dan sudah siap semuanya.

Hari senin tanggal 7 juni, tim ekspedidi melakukan upacara pembukaan fourteen peaks ekspedition. Sekitar pukul 11.00 wib. Penyerahan bendera upi,pamor, dan fpok menandai bahwa kegiatan ini secara resmi sudah di buka. Genderang pun sudah di tabuh semangat sekali hatiku waktu itu karena aku bisa hadir disela-sela teman-teman seperjuangan dalam kehangatan ekspedisi setelah sebelunya saya sakit 2 hari sebelum pembukaan ekspedisi yang membuat saya pesimis untuk dapat hadir di sela-sela tim ekspedisi. Rencananya kami akan melakukan pendakian setar mulai dari G. pangrango – G. ciremai – G. selamet – G. sindoro – G. sumbing – G. merbabu – G. lawu – G. welirang – G. arjuno – G. argopuro – G. semeru – G. raung – G. agung – dan berakhir di gunung G. rinjani.

Pukul 14.00wib Kami pun berangkat menuju cibodas- cianjur- jawa barat, untuk melakukan pendakian perdana kami yaitu gunung pangrango. Saya dan tim pun sampai di cibodas sore hari sekitar pukul 03.00, disana kamipun rehat dulu sebentar dan berencana ngecamp di tempat parker karena tak ada base camp yang resmi untuk pendakian gunung pangrango. Sore hari setelah kami makan bersama kamipun bergerak menuju perairan untuk melakukan aktifitas lain seperti sholat dsb. Setelah malam kamipun melakukan evaluasi perjalanan tadi siang dan membahas tentang teknis untuk pendakian gunung pangrango yang akan dilaksanakan besok pagi sekitar pukul 06.00wib, disini tim menjelaskan system kerja di lapangan dan pembagian tugas, dan disepakati untuk leader Ari unot dan sweaper Don dayenk dan untuk dokumentasi heru jontai dan yan-yan “iyeng” Setelah smuanya disepakati dan sudah jelas akan jobdes masing-masing kamipun menyiapkan peralatan pendakain buat besok supaya nanti besok kami sudah siap dan tinggal berangkat.

Gunung pangrango (3019mdpl)”serasa karyawisata”

Pagi-pagi sekali sekitar pukul 04.30wib, tanggal 8 jully 2008, sayapun sudah bangun karena mendengar suara rekan-rekan kami yang sudah pada bangun duluan. Tanpa banyak kompromi setelah kami membereskan peralatan tidur dan sholat subuh kami langsung bergegas menyambar perlengkapan pendakian yang sudah disiapkan semalam. Setelah sarapan quaker oats yang telah disiapkan oleh tim suportt heru dan iyenk, kami melakukan dulu setreatching atau peregangan supaya otot-otot kami tida kaku dan keram saat perjalanan nanti. Kami pun berdoa untuk keselamatan perjalanan pendakian perdana kami ini, Tepat pukul 06.00wib kamipun berangkat menuju peaks pertama kami yaitu gunung gede pangrango (3019mdpl).

Perjalanan berlangsung, kami semua bergerak bersama-sama menuju peaks pertama tersebut. Sebelum memasuki daerah vegetasi kami melapor kepada petugas setempat, perjalanan pertama saya cukup menyenangkan karena disamping badan kita masih segar, pemandangan sekitar jalur yang kita lewatipun cukup indah, walaupun ada sedikit ada sedikit hambatan karena sudara heru(dokumentasi) mengalami kram otot. namun tak terasa kami sudah sampai peaks pertama gunung Pangrango (3019mdpl,pkl.10.00 WIB) PAMOR PAMOR PAMOR itulah yang pertama saya ucapkan bersama rekan-rekan. setelah masak super bubur kamipun langsung mendokumentasikan moment tersebut bersama bendera-bendera seponsor yang telah ikut berpartisipasi dalam ekspedisi ini.

Setelah semuanya beres kamipun mulai turun menuju base camp, setelah 2jam perjalanan kamipun sampai di base camp sekitar puku 12.30wib. perjalanan di gede cukup menyenangkan saya cukup menikmati pendakian tersebut dan bahkan berpikir ini bukan naik gunung tapi wisata, karena banyak objek wisata disekitar track yang kami lewati, kita melewati air panas dan banyak lagi pemandangan yang indah di perjalanan bahkan kami juga bertemu orang-orang yang lagi makan di semak-semak yang indah seperti yang lagi liburan dsb.

Setelah sampai di basecamp kami istirahat sejenak, lalu kamipun packing perlengkapan kami, karna kiata akan melanjutkan perjalanan kami tak sempat istirahat banyak karena ini pendakian marathon yang menitik beratkan pada pendakian cepat dan kami mentargetkan satu gunung satu hari bahkan kita akan melakukan 2 gunung sekaligus yang karakteristik gunungnya berdekatan.

Hari sudah sore setelah selsai packing dan semuanya beres kamipun langsung melanjutkan perjalanan menuju apuy – argalingga – majalengka. Disana kami akan mendaki gunung ke dua. Setelah sekian lama diperjalanan kamipun tiba juga di maja, kami tidak lansung menuju apuy karena kami berencana beristirahat dirumah salah satu senior kami yaitu kang dian kumis, dan disana juga banyak senior-senior pamor lainnya.

Kami sampai di maja sekitar pukul 21.00wib malam, disana kami istirahat untuk pendakian besok pagi yang dimulai pukul 07.00wib.

Gunung ciremai(3048mdpl)”kebahagiaan tersendiri”

Paginya saya bangun pagi karena kami akan mendaki gunung ciremai, tapi kali ini agak santai karena masih pagi lalu sayapun menyiapkan peralatan buat pendakian tersebut, setelah siap kami pun sarapan pagi dulu seperti biasa quaker oats, biskuit dsb. Setelah kami sarapan ternyata keluarga kang dian pun sudah menyiapkan masakan buat kami, lalu kami pun langsung mencicipi masakan tersebut. Setelah selsai semua persiapan kami pun nerpamitan kepada keluarga kang dian kumis untuk pergi ke apuy(basecamp pendakian ciremai).

Diperjalanan menuju apuy kami sempat dilanda sedikit musibah karena mobilyang kami tumpangi mengalami sedikit masalah, sehingga kami sempat mandeg diperjalanan selama beberapa menit, jadi sesampainya di apuy kami sekitar pukul 07.30wib dan melebihi jadwal pendakian yang seharusnya dijadwalkan. Tapi semuanya bukan masalah besar kami melakukan star pendakian ciremai sekitar pukul 07.50wib.

PAMOR3x itulah yang kami ucapkan sebelum berangkat dan sampai ke puncak. Perjalanan menuju ciremai merupakan perjalanan yang kedua dari rangkaian pendakian ekspedisi ini, saya merasa senang bisa mendaki gn. Ciremai karena walaupun saya termasuk daerah kab. Majalengka saya belum pernah mendaki gn. Ciremai sebelumnya, perjalanan menuju peaks kedua ini cukup lumayan menguras tenaga karena jalannya yang lumayan terjal disbanding pendakian kemarin di gn. Gede. Diperjalanan ini saya mulai merasakan inilah pendakian yang sebenarnya saya sudah merasa tidak lagi untuk main-main dalam ekspedisi ini apalagi masih banyak gunung-gunung lainnya yang masih menunggu disana.

Berselang waktu takterasa kamisudah melewati batas vegetasi saya sudah dapat melihat puncak gn. Ciremai dan itu membuat saya bersemangat untuk segera sampai di peks ke 2 gn. Ciremai.

PAMOR PAMOR PAMOR akhirnya datang juga, aku bisa berdiri diatas puncak gn. Ciremai yang selama ini saya idamkan sejak kecil, ketika saya hanya bisa melihat dari kejauhan, dari desa tempat tinggal saya. Aku berucap dalam hati sambil melihat ke arah barat laut yang merupakan tempat desa saya, “mah.. aku berada dipuncak ciremai, aku bisa melihat dari kejauhan desa aku sendiri”.

Seperti biasa kami mendokumentasikan moment bagus tersebut kami semua berpose dengan bendera seponsor, dan sayapun menyempatkan untuk berpose sendiri diatas puncak gung ceremai tersebut. Setelah selsai pendokumentasian dan makan kami semua pun siap turun kembali meuju basecamp.

Weerrrr dengan semangat kami mulai turun dengan sedikit agak lari-lari kecil dan tracknya yang cukup gersang sehingga jalur yang kami lalui penuh dengak polusi debu, untung saja saya sudah menyiapkan masker untuk mengatasi hal tersebut, dan kami tetap semangat untuk terus bergerak menuju basecamp.

Alhamdulilah semuanya berjalan baik dan lancar, kami tiba kembali di basecamp sekitar pukul 14.00wib.kamipun disambut oleh tim yang berada dibasecamp, sayapun lansung menyantap buah semangka yang sudah di sediakan oleh tim base camp tersebut, merasa gerah dan lengket oleh keringat saya langsung menuju air yang ada di mushola yang bersebelahan dengan basecamp. Airnya segar sekali saya tak tahan ingin sekali berenang melihatnya, tak berlama-lama sayapun mandi, bersama-sama juga ada dadan dan berewek. Setelah itu saya menunaikan kewajibanku sebagai muslim.

Gunung slamet(3432mdpl) ”hari yang membosankan“

Kami sampai di blambangan sekitar malam harian, kamipum mlangsung menuju basecamp. Setiba disanasatya merasa ngantuk dan lelah setelah perjalanan dari majalengka- jawabarat menuju blambangan- jawa tengah. Tak pikir panjang sayapun langsung menuju peraduan melepas lelah untuk pendakian gn, slamet besok pagi, setelah seharian diperjalanan.

Hari berganti sekarang tanggal 10 juni, hari ini saya akan mendaki gunung ke tiga gn. Slamet. Saya dan rekan pendaki sudah packing perlengkapan yang akan dibawa untuk mendaki, hari ketika ini saya sudah mulai merasakan pegal-pegal di badan dan kaki saya, ketika saya mulai mendaki gn. Selamet rasanya tungkai kaki saya panas dan merasakan linu, namun kata rekan-rekan itu sudah biasa, dan itu sudah dialami oleh rekan saya juga ari junot pada waktu ekspedisi tahun kemarin.

Ternyata benar juaga setelah badan dan otot-otot saya sudah mulai panaas perasaan itu pun hilang dengan sendirinya, pendakian ini juga membuat saya merasa kesal karena mungkin saya sudah tau akan jalur dan seberapa jauh lagi kita sampai di peks ke tiga, kemudian pas kita akan beberapa langkah lagi menuju puncak kita tahan dulu supaya tidak dulu mencapai puncak karena disana ada orang-orang dari desa tersebut yang sedang melakukan jiarah, dan melakuakan ritual supaya diberikan hujan, karena waktu itu di belambangan sedang kekeringan akibat kemarau, padahal untuk mencapai puncak tinggal menghitung langkah, disana kamipun berusaha sabar dulu untuk menghormati dan menghargai adapt istiadat setempat.

Akhirnya setelah menunggu dengan sabar kami semua dipersilahkan untuk lewat dan menuju peaks ke tiga. PAMOR PAMOR PAMOR tak lama kami mencapai puncak gn. Slamat(3432mdpl). Rutinitas biasa dilakukan setelah masak makan-makanan instant kami berpose menjadi artis gunung, mungkin saja nanti bisa masuk dalam majalah aneka yes atau aneka satwa hehehe!!!.

Saya sudah mulai tak sabar ingin cepat turun, akhirnya kamipun turun dan saat turun saya ijin kepada leder pendakian kali ini saudara nunu”tibo” untuk saya berjalan dari depan karena saya tidak kuat akan debu saat di batas vegetasi, dan saya pun turun duluan dan menunggu dibeberapa tempat pos pendakian, tapi semuanya dapat terkendali kita tetep bersama-sama menuju kembali ke bascamp pendakian.

Karena cuaca sedang kemarau kamipun tidak membersihakan dulu peralatan dan badan yang kotor dan bau, kami lansung menuju basecamp selanjutnya basecamp sumbing,karena disana temaptnya enak dan banyak air, tepatnya didesa garung-jateng.

Setelah kami kesal bertumpuk ria dimobil menuju garung akhirnya samapi juga di pos base camp sumbing pada malam hari, disana saya merasa mendapati surga air yang melimpah, kamipun lansung memanfaatkannya dengan berbagi kegiatan seperti cuci muka buang air besar dsb. Untuk pendakian sindoro juga kami berangkat dari basecamp sumbing karena jarak gunung nya berdekatan (sindoro-sumbing).

Pendakian gn.sindoro(3136mdpl) “enjoy aja”

Tak banyak yang bisa saya ceritakan tentang pendakian ini yang jelas pendakian ini buat saya adalah pendakian yang tidak begitu berat, saya merasa pendakian sindoro ini adalah pendakian yang enjoy, setelah kemarin-kemarin kita di genjot oleh gunung-gunung yang menurut saya karakteristiknya lumayan berat, tapi semunya juga bukan berarti gampang tapi semuanya juga memerlukan perjuangan yang berat, jalur yang dilewati hampir semuanya terbuka sehingga saya merasa kepanasan, kami melakukan pendakian sindoro ini dari subuh sekitar pukul 03.00wib dan sampai di peks ke empat siang sekitar pukul 08.00wib. rutinitas disetiap pekas hamper semuanya sama kiata jadi artis berpose dan bergaya bersama bendera-bendera seponsor yang kami bawa. Di pendakian sindoro ini ikut juga rekan kami lisya “icha” satu-satunya wanita yang ikut dalam ekspedisi fourteen peaks ini, di perjalanan pulang ke basecamp rekan kami icha merasa kesakitan bi betisnya dan diapun di temani acep drrver kami yang kebetulan padawaktu itu dia ikut mendaki, saya sebagai sweaper dalam pendakian ini pun menemani di belakang, tapi semuanya berjalan lancer tanpa ada sesuatu yang berarti, tak lama kami kembali ke basecamp sumbing setelah di jemput co.driver siang hari, kamipun istirahat karena kembali kami akan mendaki gnung selanjutnya gn. Sumbing.

Pendakian sumbing(3371mdpl) “biarlah semuanya berjalan bagaikan air yang mengalir”

Awalnya pendakian sumbing membuat saya sempat takut juga selain katanya bnyak larangan dan mitos juga jalunya yang susah, tapi semuanya dapat di tepis setelah saya mengalaminya sendiri ternyata pendakian gn.sumbing tidak seseram yang dibayangkan, dalam pendakian ini saya mulai beradaptasi dengan pendakian saya tidak memikirkan lagi badan yang lelah dsb. Perjalanan pun mulai mengalir tak perduli siang, pagi atau malam, cape, pegal-pegal dsb. Perjalanan cukup asyik dimana kemarin ketika di gunung sindoro melihat gn.sumbing yang kaya monster, kita di sumbing juga melihat gn. Sindoro yang kami daki kemarin, kamipun sempat berpose dulu di watu kotak dan mengambil background sindoro. Disana rekan-rekan kami mulai merasakan mulas-mulas dan kami pun sempat buang air besar dulu. Perjalanan semakin seru ketika saya mulai turun semua jalur yang dilewati penuh dengan polusi debu, sayapun jatuh berkali-kali dijalur yang licin, dan ketika kami tiba di daerah basecamp kami semuapun penuh dengan debu bahkan rambut pun jadi agak ke pirang-pirangan karena banyaknya debu yang menempel, wajah kami semua jadi pada aneh dan lucu kaya gembel yang belum mandi seminggu!!!hehe.

Akirnya selsai sudah pendakian untuk sindoro dan sumbing, kamipun berangkat menuju gunung berikutnya >>go to next mountain. Let’ go.to merbabu mountain.

Pendakian merbabu(3142mpdl) “hari yang cerah”

Ketika kami sampai di basecamp merbabu pada saat itu hari sabtu malam minggu, disana sudah banyak parapendaki lokal yang akan mendaki juga, pendakian ini kami lakukan malam itu juga pukul 02.00wib, tak begitu banyak waktu untuk istirahat, dan ada jga pendaki yang sudah berangkat duluan, diperjalanan menuju peaks merbabu ini tak banyak saya lihat karena kami berangkat malam hari, di merbabu ini juga kami pertama kalinya melihat sun rise, tapi saya cukup kedinginan dipuncak merbabu tersebut karena masih pagi, hari ini merupakan hari yang cerah membuat semangat kembali bangkit. Perjalanan semakin terlihat dan menarik ketika saya turun ternyata jalur yang dilewati tadi pagi cukup berdebu dan terjal. Karena hari yang begitu cerah dan hati yang baik, tak terasa kamipun sudah sampai lagi di base camp. seperti biasa setelah selsai semuanya kami berangkat menuju the next cruiser >> lawu mountain wait me keyzzzz.

Pedakian gn. Lawu(3263mdpl) “Pendakian tetap pendakian”

Masih teringat ketika saya mendaki lawu, awalnya kami menyangka pendakian lawu ini akan berjalan dengan cepat dan menyenangkan, tapi saya sadar setelah diperjalanan yang namanya pendakian tetap pendakian apalagi semuanya di atas ketinggian 3000mdpl. Tetap membutuhkan perjuangan yang tak sedikit, pendakian ini juga merupakan pendakian pertama yang mencapai peaks pada malam hari, disinilah awal mula kesadaran akan pendakian ini tidak ada yang mudah dan semuanya membutuhkan perjuangan, apalagi perkiaraan kami akan banyak lagi mencapai peaks-peaks pada malam hari, dan ini merupakan penglaman yang bermanfaat, supaya kita dapat shevty lagi dalam pendakian dan dalam merencanakan pendakian. Go to next mountain >>

Pendakian gn.welirang(3156mdpl)&gn.Arjunoa(3339mdpl) “pendakian teragis”

Pendakian yang sangat ekstream yang selama ini saya rasakan selama ekspedisi, kami sampai peaks welirang magrib, dan gunung arjuno malam, gunung inilah yang membuat saya menangis diatas puncak gunung arjuno, pada malam hari pukul 11.00wib, saya tidak menyangka bahwa pendakian ini akan memakan waktu yang begitu lama, 2hari satu malam, disini saya mulai merasa bahwa mental saya mulai lemah, saya mulai suka mengeluh dan mengerutu, apalagi kita turun naik mengunakan jalur dari pondok welirang(pos terakhir) yang merupakan cabang menuju puncak welirang dan puncak arjuno. Kami sempat mengalami kelelahan,kecapean dan mengantuk di perjalanan. Dan akhirnya demi keselamatan kami semua memutuskan untuk istirahat(tidur) sebentar di perjalanan, karena kami semua sudah kecapean dan mengantuk berat, apalagi saat itu rekan kami joya mengalami kantuk yang sudah amat sangat, dan berkali-kali kami semua sempat jatuh karena kantuk dan kelelahan. Selama 2 jam kami berusaha untuk tidur dan setelah merasa cukup kami pun siap untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju basecamp dengan penuh suka cita. Lanjut >>>

Pendakian argopuro(3088mdpl) “kasih tak sampai”

Wahh… itulah yang saya ucapkan, dan memang gn. argopuro inilah yang selalu jadi pikiran saya, sebenarnya jalur yang dilewati tidak begitu sulit tapi jalurnya yang merupakan jalur terpanjang dengan julukannya kasih tak sampai,

Jalur cukup indah banyak padang sabana yang begitu luas, ilalang, dan aneka satwa yang ada bahkan kalo kita beruntung kita dapat melihar merak dan kijang. Tapi lain ceritanya dengan pendakian kami melewatkan 24 jam untuk mendaki argopuro, bertubi-tubi cobaan yang kami alami mulai dari arjuno melirang, semeru, dan sekarang argopuro. Semangat tinggalah semangat karena kami sudah lelah. Perjalanan menuju basecamp setelah pemuncakan begitu menguji kita sakit dikakiku sudah terasa menggangu rasa kantuk mulai mmerapatkan kelopak mata saya, bahkan saya merasa bahwa saya sedang bermimpi mendaki gunung. Apalagi kami kemalaman di perjalanan, Saling berpegangan saling mengingatkan, membantu sesame rekan, bahu membahu melewati semua itu bahkan salah satu rekan kami pun berjalan sambil tertidur, kapan ini akan berakhir…

Diperjalanan pulang sesudah mata air sekitar tengah malam rekan kami mengalami sebuah rasa linglung karena jalur yang dilewati rasanya kembali lagi kesana dan melewati belokan yang sama selama 3 kali, sementara saya, junot dan tantan berada jauh di belakang karena menemani sudara junot yang kakinya sakit karena terkilir. Akhirnya setelah lama kami berjibaku akhirnya datang juga di basecamp. Kami menempuh argopuro selema 24jam sedangkan untuk pendakian normalnya membutuhkan waktu 3-4 hari. Cape uy… next>>

Pendakian semeru(3676mdpl) “engan semangat 45 apaun bisa”

Semangat.!!! Tak ada lagi kita mengeluh yang jelas kesemuannya pendakian ini sudah menjadi rutinitas yang tak aneh lagi semuanya sudah pernah dialami di pendakian-pendakian sebelumnya itulah yang membuat saya masih dapat bertahan sampai disini saat pendakian semeru. Kami berangkat sorehai dan pasti kemalaman dan target menuju puncak mengejar sun rise. Tapi semuanya sudah menjadi kebiasaan dalam pendakian, so tetap semangat yach.

Dalam pendakian ini sekarang kami tidak sendiri kami juga berbarengan dengan pendaki-pendaki mancanegara yamg kebetulan sedang banyak rombongan bule-bele yang sedang mendaki, saya tertarik sekali meliahat bule-bule mereka menggunakan apalagi kiata bersama-sama menuju puncak bersama bule-bule tersebut. Mereka semangat sekali ketika mendaki jalur berpasi menuju puncak dengan alat bantunya yang disebut better(sejenis tongkat). Sayapun tidak maukalah dengan mereka saya siap sja mereka dengan penuh semangat 45.

dan kami dapat mencapai target sun rise kami semua sudah sampai di peaks ke 11.karena merasa kecapean dalam pendakian argopuro dan akhirnya kami turun dan istirahat sejenak di ranau kumbolo, sore harinya kami sudah samapi di basecamp penadakian. Werrrrr hayu ah urang ka raung>>>

pendakian raung(3332mdpl)

Raung dari laur terlihat seram, ada juga beberapa nama pondok/pos yang namanya serem seperti pondok demit dan pndok mayit, dan itulah yang membuat saya merasa agak takut, dimana saya sebagai leader apalagi pendakiannya malam pukul02.00wib, apalagi malamnya sebelum tidur membicarakan keanehan tentang pendakian argopuro. Dalam perjalanan menuju peaks ke 12, kami banyak mengalami ganguan masalah pencernaan, disepanjang jalan mulai dari berangkat, tak terhitung berapaorang yang mengeluh untuk buang air besar, bahkan salah satu rekan kami don dayeng sudah terhitung 10kali bahkan lebih untuk buang hajat. Belum juga yang lainnya, dan sebagai leader waktu itu saya pun tak bisa berbuat banyak. Perjalanan yang begitu banyak memasuki rimbunan-rimbunan sedikit menggangu pemandangan dan harus hati-hati karena tak jarang saya banyak tertusuk dan tersangkut akar yang membaur disepanjang jalan. Perjalanan yang begitu rumit akhirnya terbayar juga dengan keindahan puncak gunung raung tersebut, apalagi pas baru saja kami turun terdengar suara letusan dari kawah gunung raung. Dan pasturun kamipun menggunakan sepeed kami supaya dapat cepat datang ke basecamp.

Setelah sampai basecamp kamipun berberes karena kami akan menuju pulau bali untuk pendakian gunung agung, the second last peaks.. bali bali bali >>>>

Pendakian gn. Agung(3178mdpl) “pengalaman pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda”

Bali bali bali, gunung agung wah gimana yach? Itulah pertama yang tersirat dibenak saya, apalagi pendaki pagi begitu dingin dan rintik-rintik gerimis mewarnai awal persiapan pendakian kami.

Ternyata pendakian agung begitu menggoda setiap langkah begitu berat karena jalurnya jalur hebohh kata mamang dukun, wiuh indah banget jalurnya menanjak tak ada bonus yang berarti. Pucaknyapun begitu indah dan menipu karena ada 3 puncak yang kami lewati yang begitu curam, lalu sampailah pada punak inti. Dan anehnya lagi kami dilarang membawa makanan yang berbau sapi, jadi karena belum tau satyapun menimbun susu yang saya bawa. Padahal katannya bisa kalo susu asal jangan abon dsb.

Dari puncak agung terlihat gunung rinjani yang akan menjadi pelabuahan terakhir kami, begitu indah dan mebuat saya bersemangat ingin cepat cepat menuju rinjani. Dari puncak agung juga terlihat lautan yang membentang luas dan pemandangan kota bali yang begitu indah. Saya terpesona akan puncak nya yang begitu banyak puncak tipuan dan pemandangan alam yang disuduhkan dari pucak agung tersebut. Stelah turun kami melewati pure yang pada saat itu sedang mengadakan upacara adat setempat dan ngaben, kamipun berpose dulu dipure yang terbesar di bali. Dan melihat-lihat adat istiadat yang sedang terjadi di sana.

Pendakian rinjani(3732mdpl) ”the last, the best, the beautifull and the memories in my heart”

Rinjani begitu indah begitu mengesankan dan akan menjadi suatu kesan juga buat saya, kami berangkat menuju rinjani dengan semua tim ekspedisi kecuali supir, diperjalanan kami merasa enjoy karena ini gunung terakhir yang kami daki, diperjalanan saya begitu menikmati perjalanan, walaupun kami pull packing tapi terasa tak ada beban yang begitu berarti, disepanjang perjalanan juga banyak turis asing yang sedang melakukan pendakian ke rinjani, kami tidak langsung pemuncakan hari itu karena masih ada satu hari sebagi cadangan. Kami ngecamp dulu di pelawangan sembalun. Paginya sekitar pukul 02.00wib melakukan pemuncakan, karena terlau semangat atau apa kami pun sampai puncak terlalu pagi sekitar pukul 04.00wib. lebih cepat 2jam dari yang ditargetkan. Yaitu 334 jam dari 336 jam.

Dari setiap pendakian dalam ekspedisi marathon ini, banyak sekali hal yanga saya daptakanmulai dari pengalaman , ilmu, pembinaan kepribadian dan segala sesuatu tentang hidup. Saya bangga sekali bisa menyelesaikan ekspedisi in sesuai dengan target, terimakasih PAMOR…………! Tanpamu aku takan sepeti ini.